Jombang hingga Pasuruan

Wonosalam hingga Bromo

Mungkin sudah banyak yang tau lokasi-lokasi yang akan saya ceritakan di artikel ini maupun di artikel-artikel yang lain nantinya, but it's okay....
Saya ingin berbagi cerita sedikit tentang apa yang masih bisa saya ingat dari perjalanan-perjalanan saya, semoga bagi yang belum pernah bisa segera ke tempat-tempat tersebut. Entah itu untuk rekreasi keluarga, keperluan-keperluan tertentu (Research, Jurnalis dan yang lainnya) atau sekedar untuk refreshing melepaskan penat dan stress.

Saat itu saya sedang ada keperluan penting di Jawa Timur, karena asal saya juga dari sana saya berniat mengajak keluarga serta ibu mertua saya. Dalam hati saya sudah punya niatan untuk mengajak mereka jalan-jalan agar lebih tau tentang Jawa Timur (meski belum semuanya). Selain berkunjung ke rumah besan (Ortu saya :red)
Banyak alasan sebenarnya, dari sebagai wujud rasa terima kasih saya yang telah merasa banyak terbantu oleh ibu/bapak mertua, telah diperbolehkan dan direstui "meminta" dan memiliki putrinya, serta untuk mencairkan sedikit kebekuan dalam otak kami masing-masing.


Tujuan pertama adalah lokasi alam yang dekat dengan rumah saya, ke Wonosalam, tempat alami yang masih kurang tersentuh oleh banyak wisatawan.
Dan yang sudah terkenal dari daerah ini di Jawa Timur adalah DURIAN.
Tanpa pikir panjang kammi membeli beberapa buah durian untuk kami santap sebagai hidangan hiburan sambil melihat-lihat suasana sekitar yang memang masih sangat alami.



Puas bermain-main disini kami melanjutkan perjalanan ke arah kota Malang, karena hari sudah mulai sore kami mencari tempat terdekat dan sampaiah kami di Bendungan Selo Rejo di kota Batu, sebelum kota Malang.
Meskipun hanya sebuah bendungan, tempat ini layak menjadi tujuan rekreasi karena semua sudah tertata rapi karena memang bendungan ini sudah menjadi tempat wisata sejak lama. Jembatan gantung, Rest Area, tempat bermain, sewa perahu hingga Resort juga disediakan disini.
Hanya saja saat itu saya dan keluarga berkunjung kesana ketika hari sudah terlalu sore sehingga keadaan lumayan sepi (terlambat ceritanya). Tapi lumayanlah buat ambil-ambil photo sebagai kenang-kenangan.

Kami memutuskan pulang sore itu, keesokan harinya kami memulai perjalanan kembali ke arah kota Malang, masih di daerah Batu... Dari sini mulailah terasa hawa sejuk yang menyegarkan, bahkan tanpa AC mobil dihidupkan pun sudah terasa di hidung dan pernafasan.
Hingga tiba di kota Batu. Karena pada ingin apel saya berinisiatif untuk ke kebun apel yang dikelola para petani apel di kota ini. Meskipun sederhana tempatnya, tapi cukup menyenangkan karena di daerah asal saya nggak ada kebun apel, semua serba apel. Keripik, jus dan berbagai olahan apel disediakan disini, dan kalau ingin makan apel tinggal petik sepuasnya asal tidak dibawa pulang, kalau mau bawa pulang sih boleh asal mau membayar sejumlah apel yang dibawa, hehehe...


Setelah puas di kebun apel, semua bingung mau kemana, kalau kami-kami yang masih muda (ciyee...) pengennya sih ke tempat wisata yang berkonsep lebih modern, tapi para ibu-ibu pinginnya yang alami atau bertemakan fauna. Tanpa pikir panjang saya langsung arahkan mobil menuju kota Pasuruan, tujuan saya adalah Taman Safari Prigen.
Malang tak dapat ditolak, nasib tak berpihak lagi, kami tidak bisa masuk karena sudah terlalu sore dan jam kunjung sudah hampir habis. Kamipun memutuskan untuk makan-makan sambil berpikir kemana tujuan kali ini.
Mau pulang sudah terlanjur jalan dan jarak pun sudah jauh, mencari lokasi wisata malam hari...? Sebenarnya sempat terfikir untuk ke BNS (Batu Night Spektakuler) alia Pasar Malam Batu hehehe...Kami urungkan niat itu karena faktor ibu-ibu yang ingin merasakan suasana alami.
Akhirnya saya mengusulkan ke Bromo, rembugan sebentar dan deal... semua sepakat ke Bromo, Yes!!! akhirnya kai punya tujuan.
Hari sudah malam, belum lagi ditambah kami sempat berheti di tengah jalan karena keponakan minta main-main dulu di Pasar Malam yang kami temui di sebuah lapangan.
Bromo... Seru, Dingin, Adrenalin saya terpompa saat melintasi jalanan Bromo yang kecil-kecil dan berkelok-kelok dengan jurang menganga di kanan kiri lintasan (kalau yang terakhir cukup saya sebagai driver yang tahu), untung kabut tebal menyelimuti gelap malam sehingga semua penumpang tak bisa melihat ke kanan kiri mobil, bahkan jarak pandang ke depan pun tak lebih jauh dari 5-7 meter akibat mobil tak memakai lampu kabut (fog lamp).
Pukul 2 malam kami sampai di area parkir loket Bromo. Dan saya cukup terkejut karena ada aturan baru, mobil biasa tidak diijinkan naik, jadi hanya ada dua pilihan... Menyewa Hardtop + driver sebagai pemandu atau naik Ojek motor.
Singkat cerita kami naik ke Pananjakan (tempat melihat Sunrise) di waktu subuh serelah istirahat tidur sejenak, SUNRISE... itulah yang paling ditunggu disini sebagai hiburan awal, kami duduk di spot yang sudah disediakan sambil menikmati kopi panas dan jajanan hangat yang tersaji di sepanjang jalan.
Paginya kami langsung menuju ke titik-titik lainnya, Lautan Pasir, Padang Savana/Bukit Teletubbies hingga naik kuda ke Kawah Bromo. IT'S AMAZING...  Kebesaran tuhan benar-benar terasa disini, alam selalu memberikan pelajaran berharga bagi jiwa kita.



Di Bromo, serasa berada di Pulau Dewata karena memang disini masih memakai ajaran Hindu dengan bangunan-bangunan pura yang berada di tengah Lautan Pasir, semuanya kental dengan suasana Bali.




Bromo memang sudah sangat terkenal bagi setiap penghobi travelling, baik yang domestik maupun mancanegara. Saya jamin tak akan susah untuk dapat menemukan wisatawan asing disini. Mereka juga ramah-ramah dan welcome lho sama kita, hampir setiap turis asing yang saya ajak untuk berfoto menerima tawaran saya.







Lelah... tapi Puas, ada hal yang mengelitik hati saya tiap kali mengingat Bromo. Kapok tapi Kangen. Kapok karena setiap pulang dari Bromo pasti langsung terserang flu, lalu pilek. Kangen karena sudah bisa ditebak alasannya, keindahan Bromo terlalu susah untuk diabaikan dan dilupakan begitu saja. Kalau sobat-sobat ingin kesana, bisa melakukannya dengan banyak pilihan kok, pilih jalan sendiri, travelling bareng keluarga, maupun dengan jasa-jasa travelling tour yang banyak bertebaran di dunia maya. Oh iya, seandainya sobat nggak punya mobil jip atau bertampang adventure lainnya, sobat bisa ke Bromo menggunakan motor sebagai kendaraan alternatif jika ingin bisa naik ke semua titik wisata Bromo dengan kendaraan sendiri.
Jam Tangan menunjukkan pukul 08:30. Kami  menikmati sarapan pagi sambil memikirkan tujuan kami selanjutnya, dan kesimpulan akhirnya kami akan kembali ke Taman Safari Prigen.
Bagaimana cerita selanjutnya...???
Tunggu di artikel berikutnya ya...
loading...

0 Response to "Jombang hingga Pasuruan"

Post a Comment